Jumat, 09 November 2012



Saung Angklung Udjo
Oleh: Isnawati Nurul A

Saung Angklung Udjo adalah salah satu sanggar budaya yang berlokasi di Bandung. Berdiri sejak tahun 1967, sanggar yang menampilkan pertunjukan angklung dan budaya-budaya sunda ini telah diturunkan dari sang pencetus oleh Udjo Ngalagena kepada putranya sebagai penerus untuk melestarikan warisan budaya ini.

Saung angklung yang berlokasi di Jalan Padasuka no 118 Bandung, Jawa Barat ini berdiri diatas tanah sekitar 2 hektar dengan fasilitas panggung pertunjukan, toko souvenir angklung, lokasi pembuatan angklung dan tentu saja halaman parkir serta sarana ibadah.

Memasuki ruang pertunjukan, pengunjung disambut dengan deretan angklung-angklung dan bermacam aksesoris khas Sunda seperti topeng-topeng dan alat musik sunda yang berjajar dan dipamerkan di ruang tak begitu luas. Melewati pintu masuk, usai registrasi, para pengunjung dikenakan satu buah kalung berliontin miniatur angklung dengan tali yang berwarna hitam.

Arena pertunjukan sendiri berbentuk semi teater berbentuk leter U serupa panggung pertunjukan osrkestra di Eropa. Meski tak begitu luas, arena yang bisa menampung sekitar 300 orang ini dikelilingi oleh pohon-pohon bambu yang cukup tinggi dan asesoris budaya sunda. Suasana ini menambah nuansa kesejukan dan ketenangan siapapun yang menginjakkan kakinya di saung angklung Udjo. Dingin memang, tetapi sajian-sajian dari setiap pertunjukan sangat menghangatkan suasana, ditambah ramainya para pengunjung yang datang tidak saja dari daerah-daerah di Indoensia, tetapi juga dari mancanegara.

Saat rombongan SOW-II berkunjung pada hari Kamis, 19 Januari 2012, para pengunjung saung angklung justru mayoritas turis mancanegara, hanya beberapa wisatawan lokal saat itu. Diantara turis yang datang saat itu berasal dari Jepang, Korea, Belanda dan Amerika. Kami  peserta SOW II beruntung bisa menjadi salah satu dari beberapa wisatawan lokal itu.

Jrengg.. Pertunjukan pun dimulai. Dua wanita muda mojang Bandung menjadi pemandu acara untuk mengarahkan susunan acara pertunjukan. Tata bahasa yang disampaikan menggunakan sistem billingual ( indonesia-inggris), ya wajar saja karena wisatawan yang datangpun dari mancanegara. Tak kami sangka, ternyata pertunjukan di Saung Angklung Udjo tidak saja menampilkan pertunjukan angklung, tetapi sangat banyak dengan durasi sekitar 2 jam.

Berikut ini beberapa pagelaran budaya yang ditampilkan di Saung Angklung Udjo:
1.    Wayang Golek
Wayang golek yaitu pementasan sandiwara boneka kayu yang menyerupai manusia lengkap dengan kostum dan asesori yang mencerminkan sifat dan karakter dari tokoh yang akan dimainkan, diantaranya Hanoman, raja patih dan lainnya dengan karakter yang berbeda seperti kebijakannya, keserakahan atau keangkaramurkaan. Wayang-wayang itu dibawakan oleh seorang dalang. Dalam setiap pementasannya, wayang golek selalu memberikan pesan moral agar selalu patuh pada penciptanya dan berbuat baik terhadap sesama dan banyak pesan lainnya.
2.    Angklung Jaipong
Pertunjukan ini adalah pertunjukan tari jaipong yang diiringi oleh alunan angklung. Jaipong ini biasanya diiringi oleh gamelan, namun di saung Angklung Udjo ini, Jaipong disuguhkan dengan alunan musik Angklung. Angklung Jaipong ini dipertunjukkan oleh murid-murid Udjo yang masih berusia dini. Meski masih berusia sangat dini, tapi usia pun tidak membatasi ruang gerak para anak-anak didik ini. Bahkan masih ada yang berusia sekitar 7-8 tahun. Mungkin akan terlihat biasa jika yang memainkannya adalah anak-anak dewasa, tetapi di Saung Angklung Udjo kita akan dibuat lebih terpukau dengan gerak lincah anak-anak berusia dini. Gelak tawa para penonton pun berkali-kali meriuhkan suasana karena anak-anak yang tampil sesekali berteriakan-teriak dalam pertunjukan yang diiringin oleh sekitar 30 pengiring angklung.
3.    HELARAN
Helaran, mungkin masih asing di telinga kita. Helaran ini biasa dimainkan untuk mengiringi upacara tradisional khitanan maupun saat upacara panen padi dalam adat sunda. Helaran ini dimainkan dengan nada riang gembira untuk menghibur si anak yang dikhitan agar tidak begitu merasakan kesakitan karena dahulu alat yang digunakan adalah alat tradisional.
4.    Tari topeng
Tari topeng ini dimainkan oleh 3 anak yang berusia remaja, yang disajikan adalah gaya parahyangan yang menceritakan ratu kencana wungu yang dikejar-kejar oleh prabu menakjingga yang tergila-gila padanya. Dan seperti pertunjukan yang lainnya, pertunjukan ini juga diiringi alunan angklung dan beberapa alat musik sunda lainnya.
5.    Angklung Orkestra
Yaitu pertunjukan angklung yang dikombinasikan dengan permainan alat musik seperti gitar dan lainnya. Pertunjukan ini lebih dimainkan oleh pemuda dan remaja Saung Angklung Udjo. Pertunjukan sangat fantastik karena bisa menampilkan beragam jenis musik yang dikombinasikan antara alat musik khas sunda dengan alat musik modern.
6.    Angklung Mini
Kenapa dinamakan angklung mini? Bukan karena ukuran angklungnya yang kecil, tetapi karena yang memainkannya adalah anak-anak yang masih berusia dini. Angklung yang digunakannya pun hanya 2 notes untuk setiap anaknya. Kemahiran anak-naak dalam memainkan angklung-angklung itu menciptakan nada yang sangat indah dan dinikmati oleh para penonton apalagi dengan gaya dan tingkah anak-anaknya yang lucu-lucu dan masih imut.

Dan masih lagi pertunjukan-pertunjukan lainnya yang kesemuanya dimainkan oleh peserta didik Saung Angklung Udjo. Dan tak hanya melihat pertunjukan saja, setelah menyaksikan pertunjukan Angklung seluruh penonton akan diajarkan cara bermain angklung. Kursus singkat bermain angklung.
Beberapa pemain akan membagikan angklung satu-satu kepada penonton. Tapi bukan untuk dibawa pulang ya, karena kita akan belajar angklung bersama yang akan dipandu langsung oleh putra alm.Udjo. Dari pelajaran yang paling dasar sampai diajarkan untuk memainkan beberapa buah lagu yang pasti untuk standar pemula. Sangat menarik! Ditambahkan karena memang dalam permainan angklung dibutuhkan kekompakan agar bisa tercipta melodi-melodi yang indah. Jadi selain menonton pertunjukan kita juga bisa langsung memainkannya.
Tak hanya itu, sebelum diakhirinya agenda pertunjukan Angklung ini, beberapa penonton akan diajak oleh putra-putri untuk turun ke arena pertunjukan untuk menari bersama dalam satu pertunjukan penutup yang tentunya tetap diiringi alunan oleh angklung orkestra. Kemudian di pagelaran Saung Angklung Udjo ini para pengunjung diperkenalkan lagi dengan warisan budaya yang tetap harus dilestarikan.
Siapapun yang menghadiri Saung Angklung Udjo ini pasti membuang jauh-jauh perasaan menyesal karena mengunjunginya saja merasa ingin tiba disana lagi dan lagi mengunjungi tempat itu. Untuk siapapun yang ingin mengunjungi Saung Angklung Udjo, bisa didapatkan infonya di website :www.angklung-udjo.co.id atau email : info@angklung-udjo.co.id Salam budaya!

0 Comments:

Post a Comment



You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
SOW Community. Diberdayakan oleh Blogger.