Jumat, 02 November 2012


Gola Gong
Oleh: Unaimah Sanaya

Gola Gong adalah nama pena dari Heri Hendrayana Harris, lahir di Purwakarta pada tanggal 15 Agustus 1963 dari Ibu bernama Atisah dan ayah bernama Harris. Penulis novel “Balada Si Roy” ini telah menulis lebih dari 70 judul buku dan ratusan skenario film.

Pada tahun 2001, Gola Gong mendirikan Komunitas Rumah Dunia di Serang, Banten tepat di halaman belakang rumahnya. Komunitas literasi yang dibangun bersama istrinya Tias Tatanka, dan kedua temannya, Toto ST Radik dan (alm) Rys Revolta ini adalah cita-cita besar Gola Gong yang ingin memindahkan dunia ke dalam buku. Melalui Rumah Dunia juga Gola Gong ingin merubah citra Banten yang lekat dengan stigma “Jawara” atau “Debus” dan “Santet”, menjadi provinsi yang melek dengan literasi, sehingga melalui gerakan “Banten Membaca” Gola Gong dikenal masyarakat Banten bukan saja sebagai penulis, namun tokoh yang membawa perubahan di Banten.

Pada usia 11 tahun, Gola Gong kehilangan tangan kirinya. Kejadian itu bermula saat ia dan kawan-kawannya sedang bermain di dekat alun-alun Serang menyaksikan tentara yang tengah berlatih terjung payung. Kepada kawan-kawannya ia menantang untuk adu keberanian seperti seorang penerjun payung dengan meloncat dari pohon di pinggir alun-alun. Namun tak disangka, dari permainannya itu Gola Gong justru harus kehilangan tangan kirinya karena diamputasi. Musibah itu tidak membuatnya bersedih, bapaknya justru menyemangatinya dengan mengatakan bahwa, “Kamu harus banyak membaca, maka kamu akan menjadi seseorang!”.

Sebelum mendirikan Rumah Dunia, Gola Gong pernah menjadi wartawan Tabloid Warta Pramuka (1990-1991), dan tabloid Karina (1994-1995). Ia juga sempat menjadi reporter Freelance di beberapa media massa. Lalu tak lama ia terjun ke dunia televisi dengan menjadi penulis skenario.

Diantaranya adalah komedi situasi Keluarga Van Danoe (RCTI, 1993) dan Pondok Indah II di ANTV. Pada tahun 1995, Gola Gong bergabung dengan Indosiar terlibat dalam produksi kuis “Terserah Anda” dan sinetron “Remaja 5” di tahun 1996. Selanjutnya ia pindah ke RCTI dan menggarap Opera Sabun Dua Sisi Mata Uang. (Agustus, 2000), Komedi Situasi Ikhlas (Ramadhan, 1997), Papa (2000), Komedi Superhero Sang Prabu (1999), Mega Sinetron Tauke Tembakau (2001), Drama Misteri Matahari, Pe-Dedot kom, dan program Special tanah Air.

Beberapa novelnya pernah sinetronkan oleh PT. Indika Entertainment, diantaranya adalah Petualangan si Boy, Mata Elang dan Aku Seorang Kapiten. Termasuk juga novel triloginya, Padamu Aku Bersimpuh yang ditayangkan pada bulan Ramadhan tahun 2001 di RCTI. Namun selain di media elektronik seperti disebutkan di atas, tulisantulisan Gola Gong juga sudah sangat banyak menghiasi media cetak baik lokal maupun nasional.

Saat ini Gola Gong masih aktif sebagai penulis skenario film di RCTI, selain tentu saja menulis buku yang akan terus ia tekuni sebagai jalan dan pilihan hidupnya. Bersama istri dan keempat anaknya, Gola Gong biasa menghabiskan ahir pekannya di Rumah Dunia, di rumah masa depannya itu pula Gola Gong tak pernah lelah berbagi ilmu dan mengajarkan banyak hal kepada murid-muridnya tentang pentingnya “menjadi seseorang” dengan membaca dan menulis.

0 Comments:

Post a Comment



You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
SOW Community. Diberdayakan oleh Blogger.