Menulis adalah proses menuangkan
pemikiran, artinya apapun yang Anda pikirkan dapat Anda tuliskan. Maka mulailah
menulis dari apa yang Anda sukai, karena yang Anda perlukan untuk menulis hanya
duduk dan menggerakkan tangan untuk merangkai kata.
Masalah
dalam menulis
1. Sulit mengawali tulisan?
Tes paling sederhana: “Tulis apa saja yang
Anda pikirkan selama 2 menit, tanpa
dikoreksi dan jangan berhenti! Tulis semua yang melintas dalam pikiran, jangan
dkritisi dan dipikirkan terlbih dahulu, tuliskan semuanya! Mulai!”
Setelah dua menit menulis tanpa henti, lihatlah
kembali tulisan Anda. Apa yang didapat? Ya, sebuah tulisan! Ternyata Anda bisa
menulis.. Meskipun tidak begitu baik hasilnya, tetapi bayangkan 10 tahun
kemudian, apakah Anda tahu apa yang Anda pikirkan saat ini? Tidak! Hanya
melalui tulisan itu Anda mengerti apa yang pernah Anda pikirkan.
Hal itu juga menjadi fakta bahwa
menulis adalah aktivitas yang mudah dilakukan, menyenangkan, dan sangat berarti
bagi kita di masa yang akan datang. Anda tak akan pernah tahu betapa berartinya
apa yang Anda pikirkan saat ini di masa yang akan datang. Maka mulailah menulis!
2. Mentok di Tengah-tengah
Penyakit penulis –tidak saja pemula,
tetapi juga profesional writter— adalah proses menulis yang tiba-tiba stuck
atau buntu di tengah-tengah. Misal, Anda sedang membuat sebuah cerpen atau
novel, tiba-tiba ceritanya buntu atau kalimatnya mentok dan sulit untuk
dilanjutkan.
Ada tips sederhana untuk menghadapi
masalah ini, yaitu: “Lanjutkan dengan Kata
Sambung!”
Misal cuplikan cerpen:
“Brakkk!!!” Ali tiba-tiba menggebrak meja saat aku dan
Sinta asyik becanda di tengah-tengah rapat yang makin larut. Aku terkejut,
begitu juga Sinta dan lima rekanku yang lain yang duduk dihadapanku. Mereka sedari
awal memang tampak tak bersemangat mengikuti rapat ini. ----Mentok.!!!
[lanjutkan dengan kata
sambung, seperti: Kemudian, Lalu, Tetapi, Olehkarena itu, Dan, Atau,
Meskipun, Saat, dsb.]
“Kemudian, dengan mimik wajah yang kesal Ali melempar
spidol hitam yang sedari tadi dipegangnya untuk menulis di white board, ke
hadapan kami. ---stop, mentok lagi!!
“Dan tanpa sepatah katapun, pria berambut ikal
yang kami kenal tak suka marah itu pergi keluar ruangan meninggalkan kami dalam
kebingungan,”
Nah, dengan kata sambung maka Anda tak
akan lagi menghadapi kebuntuan dalam merangkai cerita. Begitu juga saat menulis
opini, essai, artikel, puisi, resensi, bahkan tulisan ilmiah sekalipun. Kata kuncinya:
Gunakan Kata Sambung!
Beberapa penyakit menulis yang kadang sulit dihindari:
a. Kebiasaan membaca ulang naskah tulisan padahal baru satu
paragraf, atau bahkan kebiasaan mengeditnya padahal belum selesai. Saran: Lanjutkan menulis sampai
selesai, baru kemudian diedit. Jangan sedikit-dikit dibaca, dikoreksi, dan
diedit kalimatnya. Let it flow, nikmati tulisanmu.
b. Penggunaan bahasa yang tidak konsisten. Misal, semula
menggunakan kata ‘Aku’, tiba-tiba berganti jadi ‘Saya’, atau Gue, bahkan mungkin
dicampur adukkan. Nah, ini perlu diperhatikan karena berkaitan dengan
kenyamanan pembaca untuk melanjutkan ceritamu atau tidak.
c. Terjebak pada diksi (pemilihan kata). Seolah ingin tampak
serius atau terlihat pintar, jadi cerita atau naskah dalam tulisan yang Anda
buat terjebak dengan kata-kata ilmiah yang terlihat ingin keren padahal tidak
nyambung. Misal: Sinergi, alienasi, paradigma dan sebagainya. Saran: Gunakan saja bahasa yang sederhana
dan mengalir, sesuaikan dengan tujuan, gaya bahasa dan kenyamanamu membuat tulisan.
Beberapa saran bagi penulis pemula:
a. Banyak membaca (ini modal utama untuk memperkaya istilah,
diksi dan belajar dari gaya tulisan orang lain).
b. Menulislah untuk catatan harian! Biasakan menuliskan
setiap peristiwa penting dan tidak penitng yang Anda alami.
c. Buatlah sebuah blog dan publikasikan setiap tulisanmu!
d. Ikuti lomba-lomba menulis
e. Aktif dengan Internet; Blogging, twitter, facebook,
media online, dsb.
Selamat
menulis! =)