SOW Goes to Tangkuban Perabu
Oleh: Fikriyah
Kunjugan Literasi menjadi salah satu
program andalan School of Writer (SOW) sejak angkatan pertama. Setelah SOW I
berhasil melakukan kunjungan ke Rumah Dunia dan Banten Lama tahun 2011, tahun
ini SOW II berhasil mengunjungi Kota Bandung, dengan tujuan Tangkuban Perahu
dan Saung Angklung Udjo. Agenda ini dilaksanakan pada 19 Januari 2012 lalu,
setelah masa berakhirnya kegiatan pelatihan School of Writer II.
Tangkuban perahu, seperti yang kita tahu menjadi salah
satu tempat wisata paling diminati bukan saja oleh wisatawan dalam negeri, tapi
juga para turis atau pelancong asal luar. Tangkuban perahu sangat terkenal
dengan panorama kawah di atas gunung yang terus mengeluarkan uap dan kabut
putih. Pemandangan ini dapat menghiptonis siapa saja yang datang tua maupun
muda.
Untuk memasuki lokasi kawah tangkuban perahu, pengunjung
harus menaiki sebuah minibus dengan tiker seharga Rp. 5.000. Perjalanan menuju
kawah dari bawah gunung hanya sekitar 5-10 menit. Tiba di puncak kawah,
pengunjung langsung disuguhi suasan kawan pergunungan dengan hawanya yang
sangat dingin. Kawah di tangkuban perahu seluruhnya dipagari oleh pagar kayu.
Tidak saja disuguhi pemandangan kawah yang menakjubkan,
pemandangan sekitar juga sangat eksotis dan menarik untuk dinikmati dan
diabadikan dalam kamera. Selain itu, di lokasi Tangkuban Perahu, banyak para
pedagang yang menyediakan buah stawberry dalam kemasan, mungkin untuk menambah
kesan pegunungan atau bisa juga simbol alam yang indah. Di puncak kawah juga, cinderamata
dijajaka sebagai buah tangan yang tak boleh dilewatkan oleh para pengunjung.
Tempat wisata yang terkenal dengan asal usulnya yang
melegenda ini, memang terkesan tidak akan membuat bosan. Maka bukan
sesuatu yang asing lagi menjadikan tangkuban perahu sebagai salahsatu lokasi
tujuan wisata untuk me-refresh diri dan berliterasi budaya.