Gola Gong
Oleh: Unaimah Sanaya
Gola Gong adalah nama pena dari
Heri Hendrayana Harris, lahir di Purwakarta pada tanggal 15 Agustus 1963 dari
Ibu bernama Atisah dan ayah bernama Harris. Penulis novel “Balada Si Roy” ini
telah menulis lebih dari 70 judul buku dan ratusan skenario film.
Pada tahun 2001, Gola Gong mendirikan
Komunitas Rumah Dunia di Serang, Banten tepat di halaman belakang rumahnya.
Komunitas literasi yang dibangun bersama istrinya Tias Tatanka, dan kedua
temannya, Toto ST Radik dan (alm) Rys Revolta ini adalah cita-cita besar Gola
Gong yang ingin memindahkan dunia ke dalam buku. Melalui Rumah Dunia juga Gola Gong
ingin merubah citra Banten yang lekat dengan stigma “Jawara” atau “Debus” dan “Santet”,
menjadi provinsi yang melek dengan literasi, sehingga melalui gerakan “Banten
Membaca” Gola Gong dikenal masyarakat Banten bukan saja sebagai penulis, namun
tokoh yang membawa perubahan di Banten.
Pada usia 11 tahun, Gola Gong kehilangan
tangan kirinya. Kejadian itu bermula saat ia dan kawan-kawannya sedang bermain
di dekat alun-alun Serang menyaksikan tentara yang tengah berlatih terjung payung.
Kepada kawan-kawannya ia menantang untuk adu keberanian seperti seorang
penerjun payung dengan meloncat dari pohon di pinggir alun-alun. Namun tak
disangka, dari permainannya itu Gola Gong justru harus kehilangan tangan
kirinya karena diamputasi. Musibah itu tidak membuatnya bersedih, bapaknya
justru menyemangatinya dengan mengatakan bahwa, “Kamu harus banyak membaca,
maka kamu akan menjadi seseorang!”.
Sebelum mendirikan Rumah Dunia, Gola Gong
pernah menjadi wartawan Tabloid Warta Pramuka (1990-1991), dan tabloid Karina
(1994-1995). Ia juga sempat menjadi reporter Freelance di beberapa media massa.
Lalu tak lama ia terjun ke dunia televisi dengan menjadi penulis skenario.
Diantaranya adalah komedi situasi Keluarga
Van Danoe (RCTI, 1993) dan Pondok Indah II di ANTV. Pada tahun 1995, Gola Gong
bergabung dengan Indosiar terlibat dalam produksi kuis “Terserah Anda” dan
sinetron “Remaja 5” di tahun 1996. Selanjutnya ia pindah ke RCTI dan menggarap Opera
Sabun Dua Sisi Mata Uang. (Agustus, 2000), Komedi Situasi Ikhlas (Ramadhan,
1997), Papa (2000), Komedi Superhero Sang Prabu (1999), Mega Sinetron Tauke
Tembakau (2001), Drama Misteri Matahari, Pe-Dedot kom, dan program Special
tanah Air.
Beberapa novelnya pernah sinetronkan oleh
PT. Indika Entertainment, diantaranya adalah Petualangan si Boy, Mata Elang dan
Aku Seorang Kapiten. Termasuk juga novel triloginya, Padamu Aku Bersimpuh yang
ditayangkan pada bulan Ramadhan tahun 2001 di RCTI. Namun selain di media
elektronik seperti disebutkan di atas, tulisantulisan Gola Gong juga sudah
sangat banyak menghiasi media cetak baik lokal maupun nasional.
Saat ini Gola Gong masih aktif sebagai
penulis skenario film di RCTI, selain tentu saja menulis buku yang akan terus
ia tekuni sebagai jalan dan pilihan hidupnya. Bersama istri dan keempat
anaknya, Gola Gong biasa menghabiskan ahir pekannya di Rumah Dunia, di rumah
masa depannya itu pula Gola Gong tak pernah lelah berbagi ilmu dan mengajarkan
banyak hal kepada murid-muridnya tentang pentingnya “menjadi seseorang” dengan
membaca dan menulis.