Saung
Angklung Udjo
Oleh: Isnawati Nurul A
Saung Angklung
Udjo adalah salah satu sanggar budaya yang berlokasi di Bandung. Berdiri sejak
tahun 1967, sanggar yang menampilkan pertunjukan angklung dan budaya-budaya
sunda ini telah diturunkan dari sang pencetus oleh Udjo Ngalagena kepada
putranya sebagai penerus untuk melestarikan warisan budaya ini.
Saung angklung
yang berlokasi di Jalan Padasuka no 118 Bandung, Jawa Barat ini berdiri diatas
tanah sekitar 2 hektar dengan fasilitas panggung pertunjukan, toko souvenir
angklung, lokasi pembuatan angklung dan tentu saja halaman parkir serta sarana
ibadah.
Memasuki ruang
pertunjukan, pengunjung disambut dengan deretan angklung-angklung dan bermacam
aksesoris khas Sunda seperti topeng-topeng dan alat musik sunda yang berjajar
dan dipamerkan di ruang tak begitu luas. Melewati pintu masuk, usai registrasi,
para pengunjung dikenakan satu buah kalung berliontin miniatur angklung dengan
tali yang berwarna hitam.
Arena pertunjukan
sendiri berbentuk semi teater berbentuk leter U serupa panggung pertunjukan
osrkestra di Eropa. Meski tak begitu luas, arena yang bisa menampung sekitar
300 orang ini dikelilingi oleh pohon-pohon bambu yang cukup tinggi dan asesoris
budaya sunda. Suasana ini menambah nuansa kesejukan dan ketenangan siapapun
yang menginjakkan kakinya di saung angklung Udjo. Dingin memang, tetapi
sajian-sajian dari setiap pertunjukan sangat menghangatkan suasana, ditambah
ramainya para pengunjung yang datang tidak saja dari daerah-daerah di
Indoensia, tetapi juga dari mancanegara.
Saat rombongan
SOW-II berkunjung pada hari Kamis, 19 Januari 2012, para
pengunjung saung angklung justru mayoritas turis mancanegara, hanya beberapa wisatawan lokal saat itu. Diantara turis yang datang saat itu berasal dari Jepang, Korea, Belanda dan Amerika. Kami peserta SOW II beruntung bisa menjadi salah
satu dari beberapa wisatawan lokal itu.
Jrengg.. Pertunjukan pun dimulai. Dua wanita muda mojang Bandung
menjadi pemandu acara untuk mengarahkan susunan acara pertunjukan. Tata bahasa
yang disampaikan menggunakan sistem billingual ( indonesia-inggris), ya wajar
saja karena wisatawan yang datangpun dari mancanegara. Tak kami sangka,
ternyata pertunjukan di Saung Angklung Udjo tidak saja menampilkan pertunjukan
angklung, tetapi sangat banyak dengan durasi sekitar 2 jam.
Berikut ini
beberapa pagelaran budaya yang ditampilkan di Saung Angklung Udjo:
1. Wayang Golek
Wayang
golek yaitu pementasan sandiwara boneka kayu yang menyerupai manusia lengkap
dengan kostum dan asesori yang mencerminkan sifat dan karakter dari tokoh yang
akan dimainkan, diantaranya Hanoman, raja patih dan lainnya dengan karakter
yang berbeda seperti kebijakannya, keserakahan atau keangkaramurkaan.
Wayang-wayang itu dibawakan oleh seorang dalang. Dalam setiap pementasannya,
wayang golek selalu memberikan pesan moral agar selalu patuh pada penciptanya
dan berbuat baik terhadap sesama dan banyak pesan lainnya.
2. Angklung Jaipong
Pertunjukan
ini adalah pertunjukan tari jaipong yang diiringi oleh alunan angklung. Jaipong
ini biasanya diiringi oleh gamelan, namun di saung Angklung Udjo ini, Jaipong
disuguhkan dengan alunan musik Angklung. Angklung Jaipong ini dipertunjukkan
oleh murid-murid Udjo yang masih berusia dini. Meski masih berusia sangat dini,
tapi usia pun tidak membatasi ruang gerak para anak-anak didik ini. Bahkan
masih ada yang berusia sekitar 7-8 tahun. Mungkin akan terlihat biasa jika yang
memainkannya adalah anak-anak dewasa, tetapi di Saung Angklung Udjo kita akan
dibuat lebih terpukau dengan gerak lincah anak-anak berusia dini. Gelak tawa
para penonton pun berkali-kali meriuhkan suasana karena anak-anak yang tampil
sesekali berteriakan-teriak dalam pertunjukan yang diiringin oleh sekitar 30
pengiring angklung.
3. HELARAN
Helaran,
mungkin masih asing di telinga kita. Helaran ini biasa dimainkan untuk
mengiringi upacara tradisional khitanan maupun saat upacara panen padi dalam
adat sunda. Helaran ini dimainkan dengan nada riang gembira untuk menghibur si
anak yang dikhitan agar tidak begitu merasakan kesakitan karena dahulu alat
yang digunakan adalah alat tradisional.
4. Tari topeng
Tari
topeng ini dimainkan oleh 3 anak yang berusia remaja, yang disajikan adalah
gaya parahyangan yang menceritakan ratu kencana wungu yang dikejar-kejar oleh
prabu menakjingga yang tergila-gila padanya. Dan seperti pertunjukan yang
lainnya, pertunjukan ini juga diiringi alunan angklung dan beberapa alat musik
sunda lainnya.
5. Angklung Orkestra
Yaitu
pertunjukan angklung yang dikombinasikan dengan permainan alat musik seperti
gitar dan lainnya. Pertunjukan ini lebih dimainkan oleh pemuda dan remaja Saung
Angklung Udjo. Pertunjukan sangat fantastik karena bisa menampilkan beragam
jenis musik yang dikombinasikan antara alat musik khas sunda dengan alat musik
modern.
6. Angklung Mini
Kenapa
dinamakan angklung mini? Bukan karena ukuran angklungnya yang kecil, tetapi
karena yang memainkannya adalah anak-anak yang masih berusia dini. Angklung
yang digunakannya pun hanya 2 notes untuk setiap anaknya. Kemahiran anak-naak
dalam memainkan angklung-angklung itu menciptakan nada yang sangat indah dan
dinikmati oleh para penonton apalagi dengan gaya dan tingkah anak-anaknya yang
lucu-lucu dan masih imut.
Dan
masih lagi pertunjukan-pertunjukan lainnya yang kesemuanya dimainkan oleh
peserta didik Saung Angklung Udjo. Dan tak hanya melihat pertunjukan saja,
setelah menyaksikan pertunjukan Angklung seluruh penonton akan diajarkan cara
bermain angklung. Kursus singkat bermain angklung.
Beberapa
pemain akan membagikan angklung satu-satu kepada penonton. Tapi bukan untuk
dibawa pulang ya, karena kita akan belajar angklung bersama yang akan dipandu
langsung oleh putra alm.Udjo. Dari pelajaran yang paling dasar sampai diajarkan
untuk memainkan beberapa buah lagu yang pasti untuk standar pemula. Sangat
menarik! Ditambahkan karena memang dalam permainan angklung dibutuhkan
kekompakan agar bisa tercipta melodi-melodi yang indah. Jadi selain menonton
pertunjukan kita juga bisa langsung memainkannya.
Tak
hanya itu, sebelum diakhirinya agenda pertunjukan Angklung ini, beberapa
penonton akan diajak oleh putra-putri untuk turun ke arena pertunjukan untuk
menari bersama dalam satu pertunjukan penutup yang tentunya tetap diiringi
alunan oleh angklung orkestra. Kemudian di pagelaran Saung Angklung Udjo ini
para pengunjung diperkenalkan lagi dengan warisan budaya yang tetap harus
dilestarikan.
Siapapun
yang menghadiri Saung Angklung Udjo ini pasti membuang jauh-jauh perasaan
menyesal karena mengunjunginya saja merasa ingin tiba disana lagi dan lagi
mengunjungi tempat itu. Untuk siapapun yang ingin mengunjungi Saung Angklung
Udjo, bisa didapatkan infonya di website :www.angklung-udjo.co.id atau email : info@angklung-udjo.co.id Salam budaya!