Judul : Berjilbab itu Cantik
Penulis :
Ummu Zamiluni
Tebal :
V+84 halaman
Penerbit :
Mumtaz
Terbit :
Pertama, 2011
Oleh: Faridatul Amaniyah
Masihkah anda enggan untuk berjilbab? Tentu dengan semakin
banyaknya model berjilbab anda makin tertarik untuk sesegera mungkin
mengenakkan jilbab. Tetapi fenomena penggunaan jilbab yang sekarang banyak
digunakan oleh para kaum perempuan mengundang pertanyaan, “Sudah syar’i-kah
jilbabnya? Atau justru kebalikannya?
Lihatlah banyak yang masih berpakaian hanya sebagian
(menutupnya sampai dada, lengan, atau lututnya), ketat dan tipis (transparan).
Menganggap penggunaan jilbab yang kampungan, tidak laku dan ketinggalan zaman. Ada juga yang
berjilbab dengan hanya menutupi kepala, leher yang terlihat dan terbentuk bongkol pada bagian belakang
kepalanya, ditambah dengan pakaiannya yang amat ketat. Model jilbab dengan berbagai
variasi memang mengundang banyak para kaum wanita untuk mengenakan jilbab
dengan dalih agar lebih modis, anggun dan cantik.
Mungkin semua itu adalah salah satu alasan untuk pertama kali
mengenakan jilbab. Tapi coba telaah lebih jauh melihat kedudukan jilbab dalam
pandangan Islam yang telah diatur dalam perintah Allah SWT yang tentunya
sebagai manusia tidak berhak untuk tidak mengindahkan ketentuan-Nya.
Di sinilah letak signifikasinya dari kehadiran buku yang
mengoreksi berbagai polemik kaum perempuan yang selama ini masih enggan
berjilbab dan juga memperbaiki cara berjilbab yang baik dan benar. Meski bukan
merupakan buku pertama yang membahas tentang berjilbab, kehadirannya menguatkan
para pembaca yang belum mentaati perintah berhijab, seperti yang diperintahkan
syari’at. Baik karena belum mengetahui bahwa hijab adalah wajib, atau karena
tidak mampu melawan tipu daya dan pesona dunia, karena takluk dihadapan nafsu
yang senantiasa memerintahkan keburukan atau tunduk oleh bisikan setan, karena
pengaruh teman yang tidak suka kepada kebaikan bagi sesama jenisnya atau karena
alasan-alasan lain.
Penulis mengungkapkan bahwa Hijab adalah bentuk ketaatan
kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Istilah Hijab dimaksudkan untuk dau hal yaitu
jilbab itu sendiri dan keharusan menjaga batasan pergaulan antara kaum pria dan wanita yang tidak memiliki hubungan
kemahraman. Allah SWT memerintahkan berjilbab bukan hanya untuk penutup kepala,
tapi untuk kesucian diri, pakaian takwa, buah keimanan dan bagian dari sifat
malu. Dan tentunya berjilbab dengan syarat-syarat yang ada pada syariat Islam.
Buku ini juga menguraikan sebab-sebab penghalang seseorang
enggan untuk mengenakan jilbab yaitu dikaitkan antara syubhat dan syahwat.
Setan bisa masuk kepada manusia melalui dua pintu utama, yaitu syubhat dan
syahwat. Seseorang tidak melakukan suatu tindakan maksiat, kecuali dari dua
pintu tersebut. Dua perkara itu merupakan penghalang sehingga seseorang muslim
tidak mendapatkan keridhaan Allah, masuk surga dan jauh dari neraka. Akhir dari
buku ini juga terdapat kisah-kisah nyata, nasihat dan risalah untuk sesegera
mungkin dapat mengenakan jilbab.
Pada akhirnya kesimpulan mengenai berjilbab adalah bagaimana
berjilbab yang merupakan buah keimanan dapat dilakukan dengan sebenarnya.
Perintah berjilbab datang dari Allah, maka dari itu harus dilaksanakan dengan mengenakannya
sesuai syariat. Amal selalu beriringan dan merupakan konsekuensi iman, Keduanya
tidak dapat dipisah-pisahkan.
Buku ini memang pantas dibaca karena pembahasan mengenai realitas-realitas
jilbab yang ada sekarang dapat dipadukan dengan menguatkannya pada ayat-ayat
Al-qur’an, hadist, dan kisah-kisah yang sangat menarik.Akan tetapi judul berjilbab
itu cantik kurang sesuai karena pemaparan hanya ditujukan untuk pembenahan jilbab
dan keutamaannya.